Penulis: Charles Audouin

Dokter pengobatan tradisional Korea kini diakui secara resmi sebagai tenaga medis dengan kualifikasi independen di Uni Emirat Arab (UEA).

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan pada tanggal 17 September 2025 menyatakan bahwa seiring dengan dilembagakannya lisensi dan cakupan praktik dokter pengobatan tradisional Korea di UEA, kedua pemerintah mulai membahas langkah kerja sama untuk ekspansi pengobatan tradisional Korea.

UEA pada April 2025 menjadi negara pertama di Timur Tengah yang membuat standar lisensi untuk dokter pengobatan tradisional Korea. Pada Juni 2025 Departemen Kesehatan Abu Dhabi menetapkan istilah, definisi, serta lingkup praktik dokter pengobatan tradisional Korea dalam peraturan resminya.

Kementerian Kesehatan UEA memasukkan akupunktur, terapi herbal, qigong, Ayurveda, dan berbagai pengobatan Timur lainnya ke dalam sistem Traditional, Complementary, and Integrative Medicine (TCIM). Pengobatan tradisional Korea kini menjadi bidang ketiga asal Asia yang diakui secara independen, bersama dengan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) dan Ayurveda dari India.

Menurut hasil riset lembaga Grand View Research yang dikutip kementerian tersebut, pasar TCIM di UEA diperkirakan bernilai sekitar 2,78 miliar dolar pada tahun 2024 dan diproyeksikan tumbuh rata-rata 25,39% per tahun hingga tahun 2030.

Dalam Simposium Internasional Pengobatan Tradisional 2025 yang digelar pada tanggal 9-10 September 2025 di Seoul, kementerian tersebut membahas agenda kerja sama dengan pihak terkait Departemen Kesehatan Abu Dhabi terkait masuknya pengobatan tradisional Korea ke pasar UEA. Kedua pihak sepakat untuk bersama-sama memajukan pengobatan tradisional di kawasan Timur Tengah.

Kementerian tersebut menyampaikan, "Pengakuan kualifikasi dokter pengobatan tradisional Korea oleh UEA merupakan contoh simbolis yang menunjukkan kepercayaan internasional terhadap pengobatan tradisional Korea. Kami akan terus mendukung penyebaran global pengobatan tradisional melalui kerja sama dengan kawasan Timur Tengah termasuk UEA."

caudouin@korea.kr