Kebijakan

2025.05.19

Para tamu undangan Pertemuan Menteri Perdagangan APEC yang digelar pada tanggal 15 Mei 2025 di International Convention Center Jeju terlihat sedang mengambil foto bersama pada upacara pembukaan. (Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya)

Para tamu undangan Pertemuan Menteri Perdagangan APEC yang digelar pada tanggal 15 Mei 2025 di International Convention Center Jeju terlihat sedang mengambil foto bersama pada upacara pembukaan. (Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya)



Penulis: Park Hye Ri

21 negara anggota APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik) sepakat untuk bekerja sama menghadapi lingkungan perdagangan dunia yang sedang berada dalam ketidakpastian.

Selain itu, mereka juga mendukung pemulihan sistem perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO (Organisasi Perdagangan Dunia).

Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya mengungkapkan pada tanggal 16 Mei 2025 bahwa hal tersebut tercantum dalam pernyataan bersama yang ditandatangani dalam Pertemuan Menteri Perdagangan APEC yang digelar pada tanggal 15-16 Mei 2025 di International Convention Center Jeju.

Dalam pertemuan tersebut, negara-negara anggota APEC mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap lingkungan perdagangan global yang tengah menghadapi tantangan fundamental.

Para menteri sepakat mengenai pentingnya peran WTO dalam menyediakan pondasi hukum untuk sistem perdagangan dunia agar perdagangan bisa semakin maju.

Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengungkapkan, "WTO sekali lagi akan membuka lembaran baru sebagai organisasi yang berhak secara hukum dalam membentuk lingkungan perdagangan yang stabil dan bisa diprediksi."

Ngozi juga meminta dukungan politis dari para menteri perdagangan negara-negara anggota APEC untuk mendukung reformasi menyeluruh di WTO.

Dalam pertemuan tersebut, Korea merekomendasikan Inisiatif AI (kecerdasan buatan) untuk Perdagangan dan berhasil mendapatkan dukungan penuh dari negara-negara anggota APEC.

Inisiatif tersebut berisi tiga tugas utama, yaitu perluasan penggunaan AI untuk tarif dan bea cukai, peningkatan pemahaman masyarakat sipil negara-negara anggota APEC untuk kebijakan AI, serta pertukaran informasi secara aktif untuk standar dan teknologi AI.

Untuk menggodok arah pelaksanaan ketiga tugas utama tersebut, Kementerian berencana akan menggelar Dialog Swasta untuk Perdagangan AI pada bulan Agustus 2025 di Incheon.

Negara-negara APEC pun telah memastikan kembali kekuatan yang penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam wilayah.

Para menteri perdagangan pun berjanji untuk terus bekerja sama dalam beragam bidang, seperti melalui pengurangan kesenjangan digital, penguatan infrastruktur digital, dan pergerakan data.

Negara-negara yang hadir juga membahas arah kerja sama dalam wilayah untuk membentuk jaringan suplai berkelanjutan yang mampu menanggapi krisis hukum.

Para menteri perdagangan juga sepakat untuk memperluas penggunaan Kartu Perjalanan Pebisnis APEC digital untuk membantu revitalisasi pertukaran bisnis negara-negara anggota APEC.

Kepala Departemen Perdagangan di Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Cheong Inkyo mengatakan, "Terdapat perbedaan pandangan yang cukup tajam dalam lingkungan perdagangan global akhir-akhir ini."

Cheong menambahkan, "Pertemuan Menteri Perdagangan kali ini menjadi tantangan besar bagi tim negosiasi pernyataan bersama yang berisi lebih dari 100 orang, termasuk saya dan menteri perdagangan dari 20 negara anggota."

"Setelah melalui debat yang sengit, kami berhasil meraih kesepakatan monumental pada sejarah APEC yang disebut 'Keajaiban Jeju'," ungkap Cheong.

Cheong menutup, "Melalui hasil yang didapat dalam pertemuan ini, kami akan berusaha sebaik mungkin agar bisa mendapatkan hasil nyata dalam Pertemuan Dewan Perdagangan dan Urusan Luar Negeri serta KTT (konferensi tingkat tinggi) yang akan digelar pada paruh kedua tahun 2025."


hrhr@korea.kr

konten yang terkait