Penulis: Xu Aiying dan Charles Audouin
Foto: Lee Jeong Woo
Video: Park Daejin

Pada bulan Maret 2025 pianis Kim Saehyun yang berusia 18 tahun meraih Penghargaan Penonton, Penghargaan Juri Wartawan, dan Penghargaan Conservatoire de Paris di ajang bergengsi Kompetisi Long-Thibaud di Prancis.

Ia menggelar konferensi pers pertamanya sejak meraih penghargaan tersebut pada tanggal 26 Juni 2025 di Circle Hall, Sejong Center for the Performing Arts, Jongno-gu, Seoul.

Ia langsung memukau hadirin begitu ia duduk di depan piano. Di balik ekspresi pemalu seorang remaja, sentuhan lembut pada tuts, penggunaan pedal yang terkontrol, dan rubato yang halus memenuhi ruangan dengan gema yang tenang.

Namun, bagi Kim, pertunjukan piano yang memukau dengan teknik yang luar biasa bukanlah prioritas. Ia berkata, "Daripada memainkan musik untuk menunjukkan diri dan meninggalkan kesan kuat pada penonton, penampilan yang ideal bagi saya adalah bermain dengan melepaskan diri dan melayani musik dengan sepenuh hati."

Ia menambahkan, "Daripada mengejutkan 1.000 atau 2.000 orang penonton, menurut saya, lebih berarti memainkan musik yang dapat mengubah satu atau dua orang. Saya ingin bermain dengan cara yang menyampaikan kisah pribadi saya sebagai seorang pemain kepada setiap penonton."

Sikapnya tidak berusaha menghias atau melebih-lebihkan diri, melainkan menyampaikan ketulusan melalui perasaan dan warna nada apa adanya. Itu adalah pilihan yang lebih menekankan pada suara yang tulus daripada teknik yang dipoles.

Reputasi Kim melonjak besar sejak kemenangannya di kompetisi Paris. Kim menjadi satu-satunya pianis yang diundang tampil pada konser peringatan Victory in Europe Day pada tanggal 8 Mei 2025 untuk memperingati akhir Perang Dunia II di Eropa. Ia membawakan "nocturne" karya Chopin di depan Arc de Triomphe, Paris.

Pada tanggal 14 Juli 2025, ia akan menggelar konser solo di Champ de Mars di depan Menara Eiffel untuk memperingati Hari Revolusi Prancis. Pada tanggal 23 Juli 2025, ia akan tampil di panggung utama Festival Piano Internasional La Roque d’Anthéron, salah satu festival piano terbesar di Eropa.

Mengenai perasaan setelah memenangkan kompetisi tersebut, ia mengatakan, "Saya sangat bersyukur telah menerima penghargaan besar dan perhatian yang begitu besar. Saya mendapat banyak kesempatan untuk tampil, yang menjadi momen bagi saya untuk merenung dan juga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar."



Alain Lanceron, presiden label musik klasik global Warner Classics, mengatakan dalam pesan video pada konferensi pers bahwa ia terkesan dengan talenta, keunikan, dan kematangan Kim meskipun usianya masih muda. Ia juga mengumumkan rencana untuk merekam dan merilis album bersama Kim pada akhir tahun 2026.

Meski memiliki jadwal pertunjukan yang padat di dalam dan luar Korea, Kim sedang menempuh program magister di bidang piano di New England Conservatory of Music di Boston dan program sarjana di bidang sastra Inggris di Universitas Harvard. Itu adalah tekad untuk melintasi batas antara seni dan teks dengan bebas, demi memahami musik secara lebih luas dan mendalam.

Apakah ia merasa menyesal karena tidak bisa menikmati kehidupan remaja yang biasa? Ia menjawab, "Saya justru bersyukur karena musik mengisi semua yang saya korbankan. Tentu saja ada pengalaman tertentu yang hanya bisa dirasakan remaja, tetapi itu adalah pengorbanan yang harus saya lakukan sebagai seorang pemain."

Kim mengatakan bahwa ia tidak akan lagi mengikuti kompetisi lain untuk fokus pada pertunjukannya. Ia mengungkapkan, "Menurut saya, yang terpenting adalah menunjukkan diri saya yang sebenarnya. Saya ingin memainkan musik saat ini dari posisi saya sekarang tanpa hiasan."



Kompetisi Long-Thibaud tersebut diluncurkan pada tahun 1943 oleh pianis Marguerite Long (1874-1966) dan pemain biola Jacques Thibaud (1880-1953). Kompetisi tersebut memberikan penghargaan kepada musisi muda berusia 16-33 tahun dalam bidang piano, biola, dan vokal.

Para juri dalam ajang tahun ini secara bulat menetapkan Kim sebagai pemenang. Tidak ada juara kedua yang ditetapkan karena dewan juri menyebut adanya kesenjangan kemampuan yang sangat ekstrem antara Kim dan para peserta lainnya.

xuaiy@korea.kr