KHNP pada tanggal 4 Juni 2025 (waktu setempat) telah berhasil menandatangani kontrak pembangunan dengan Elektrarna Dukovany II. Foto di atas menampilkan panorama PLTN Dukovany di Ceko. (KHNP)
Penulis: Xu Aiying
Korea telah berhasil menandatangani kontrak pembangunan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) di Ceko senilai 26 triliun won.
KHNP (Korea Hydro & Nuclear Power) pada tanggal 4 Juni 2025 (waktu setempat) telah berhasil menandatangani kontrak pembangunan dengan Elektrarna Dukovany II (EDU II).
KHNP sebelumnya telah terpilih sebagai perusahaan negosiator utama pada bulan Juli 2024, kemudian melewati proses negosiasi teknis dan bisnis dengan EDU II selama sembilan bulan.
Ini adalah ekspor PLTN terbesar sepanjang sejarah dan merupakan pencapaian yang luar biasa setelah pembangunan PLTN Barakah di UAE (Uni Emirat Arab) pada tahun 2009.
Selain itu, ini adalah kali pertama Korea berhasil mengekspor PLTN ke wilayah Eropa.
Ceko berencana untuk membangun empat unit PLTN besar sehingga bisa mewujudkan strategi dekarbonisasi, seperti energi nasional dan kebijakan iklim.
Pemerintah Ceko dan EDU II telah memilih KHNP sebagai negosiator utama pada bulan Juli 2025 lalu mengumumkan bahwa PLTN Dukovany unit 5 dan 6 akan dibangun terlebih dahulu, diikuti dengan penetapan keputusan untuk membangun PLTN Temelin unit 3 dan 4.
Oleh karena itu, saat keputusan terkait pembangunan PLTN Temelin unit 3 dan 4 ditetapkan dalam 5 tahun ke depan, KHNP juga akan bisa mendapatkan kontrak tersebut.
Melalui kontrak pembangunan PLTN Dukovany unit 5 dan 6, wilayah Dukovany akan mendapatkan suplai dua unit pembangkit listrik APR1000 ala Korea dengan energi sebesar 1.000 MW.
Selain PLTN, Korea juga berhasil mendapatkan kontrak lain untuk ekspor teknologinya.
Pada tanggal 3 Juni 2025 KAI (Korea Aerospace Industries) telah berhasil menandatangani kesepakatan untuk menyuplai 12 unit pesawat tempur FA-50 dengan Departemen Pertahanan Nasional Filipina.
Kontrak tersebut memiliki nilai sebesar 700 juta dolar yang mencakup pengiriman pesawat serta bantuan logistik tindak lanjutnya. 12 unit pesawat tersebut akan dikirim hingga tahun 2030 mendatang.
Hingga saat ini, 140 unit FA-50 telah diekspor ke enam negara, seperti Filipina, Indonesia, Thailand, Irak, Polandia, dan Malaysia.
Pada tanggal 3 Juni 2025 KAI (Korea Aerospace Industries) telah berhasil menandatangani kesepakatan untuk menyuplai 12 unit pesawat tempur FA-50 dengan Departemen Pertahanan Nasional Filipina. Foto di atas menunjukkan FA-50 yang sedang mengudara. (KAI)