Penulis: Wartawan Kehormatan Shintya Defita Meidy Aji dari Indonesia
Foto: Shintya Defita Meidy Aji
Temu Wicara: Serunya Pengalaman Jadi Interpreter Bahasa Korea-Indonesia diselenggarakan oleh Korean Cultural Center Indonesia pada tanggal 26 Agustus 2025 di Korea360, Jakarta.
Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) kembali menghadirkan sebuah acara inspiratif bertajuk Temu Wicara: Serunya Pengalaman Jadi Interpreter Bahasa Korea–Indonesia. Acara ini dilaksanakan pada hari Selasa (26/08/2025) di KOREA 360, Lotte Shopping Avenue Jakarta.
Acara tersebut berhasil menarik perhatian banyak peserta yang ingin tahu lebih lanjut dengan dunia penerjemahan lisan atau penjurubahasaan. Juru bahasa adalah sebuah profesi yang tidak hanya menuntut kemampuan bahasa, tetapi juga kecepatan berpikir dan kepekaan budaya.
Dalam acara temu wicara tersebut, ketiga orang narasumber berbagi pengalaman unik mereka menjadi seorang juru bahasa di berbagai bidangnya. Cempaka Citra adalah seorang juru bahasa simultan yang sering menjadi juru bahasa pada berbagai rapat dan acara resmi. Widyanti Tampubolon adalah juru bahasa di pameran internasional. Diana Petrina adalah juru bahasa untuk berbagai acara hiburan berskala besar.
Cempaka Citra berbagi pengalaman sebagai seorang juru bahasa simultan dalam berbagai acara resmi internasional.
Melalui pengalaman yang dibagikan oleh Cempaka, Widyanti, dan Diana, peserta semakin memahami bahwa pekerjaan seorang juru bahasa bukan hanya sekadar ‘mengalihbahasakan sebuah kata’, tetapi juga menjaga makna, emosi, dan pesan dari pembicara.
Peserta pun diajak memahami bahwa profesi ini memerlukan keterampilan mendengar yang tajam, konsentrasi penuh, serta kemampuan untuk berpikir cepat dalam situasi yang menuntut ketepatan yang tinggi.
Di sisi lain, juru bahasa juga berperan menjaga kelancaran suasana komunikasi ketika terjadi potensi miskomunikasi di antara dua pihak.
Widyanti Tampubolon menceritakan perjalanan kariernya sebagai juru bahasa pameran internasional sejak tahun 2016.
Banyak peserta yang terinspirasi untuk menjadi juru bahasa karena ingin berkontribusi dalam mempererat hubungan antarbangsa. Profesi ini memberikan kesempatan untuk bertemu dengan banyak tokoh, mulai dari akademisi, pebisnis, hingga tokoh budaya.
Kisah-kisah dari para juru bahasa pun menginspirasi banyak anak muda. Ada yang berawal dari hobi belajar bahasa Korea melalui drama dan musik K-Pop, lalu akhirnya mengembangkan minat tersebut menjadi profesi yang menjanjikan.
Diana Petrina memaparkan pengalamannya dalam mendampingi konser, pertemuan dengan penggemar, hingga pertunjukan artis Korea di Indonesia.
Banyak peserta yang aktif bertanya, mulai dari cara mempersiapkan diri sebelum mengalihkan bahasa, strategi untuk menjaga konsentrasi saat bekerja, hingga kisah-kisah unik yang pernah dialami para juru bahasa ketika menghadapi situasi tak terduga.
Beberapa pertanyaan juga menyinggung soal peluang karier di bidang tersebut, serta cara membangun kepercayaan diri ketika harus berdiri di depan banyak orang. Tidak sedikit yang merasa semakin termotivasi untuk mengasah kemampuan bahasa Korea maupun Indonesia agar suatu hari bisa berkontribusi sebagai juru bahasa profesional.
Suasana temu wicara di Korea 360 Lotte Mall Jakarta yang menghadirkan para profesional di bidang penjurubahasaan Korea-Indonesia.
Pesan penutup dari ketiga narasumber meninggalkan kesan yang mendalam. Mereka mendorong generasi muda untuk berani menekuni dunia penjurubahasaan dan tidak ragu memulai dari langkah kecil.
"Profesi juru bahasa memang penuh tantangan, tetapi justru di situlah letak keseruannya. Terlebih, peluangnya sangat menjanjikan seiring semakin maraknya acara dan kegiatan yang mempertemukan budaya Korea dan Indonesia," tutur Diana.
Melalui temu wicara ini, dunia juru bahasa tidak hanya terlihat sebagai profesi, tetapi juga sebagai misi budaya untuk memperkuat jembatan persahabatan antara Korea dan Indonesia.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.